D.
1. LATAR BELAKANG
Di
Era persaingan pasar global, kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah
satu kunci penentu
keberhasilan suatu negara. Keunggulan kualitas SDM merupakan potensi dasar
untuk menciptakan keunggulan produk sesuai
dengan permintaan pasar. Era globalisasi juga menuntut seseorang untuk
terus meningkatkan kompetensi dan keahlian guna menghadapi persaingan yang
semakin ketat. Selain kompetensi, hal yang tidak kalah penting adalah pengalaman, terutama pengalaman di lapangan yang
berhubungan dengan kompetensi dan keahlian yang dimiliki seseorang tersebut.
Keahlian atau keterampilan seseorang juga harus ditunjang dengan adanya pengalaman kerja untuk mengetahui keadaan
dunia kerja yang penuh persaingan. Kunjungan Industri merupakan salah
satu sarana untuk memperkenalkan dunia
kerja kepada masyarakat, salah satunya siswa farmasi.
Disamping
untuk mengetahui kondisi dunia kerja, kunjungan industri juga sangat berperan
dalam membentuk pola pikir dan semangat siswa untuk berpikir ke arah yang
lebih luas, sehingga diharapkan dapat tercipta
siswa yang kreatif dan tidak awam dengan dunia kerja dan mampu menciptakan
lapangan kerja sendiri. Kunjungan Industri yang dilaksanakan oleh
siswa-siswi SMK Farmasi Al-Furqan Banjarmasin ini
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia agar nantinya
dapat bersaing secara sehat di dunia kerja khususnya dalam bidang farmasi.
Dengan adanya kunjungan industri ke PT. Mirota KSM ini, diharapkan antara Siswa dan perusahaan
dapat saling bertukar informasi sehingga dapat menjalin hubungan yang saling
menguntungkan.
D. 2. SEJARAH PERKEMBANGAN PERUSAHAAN
PT
MIROTA KSM Inc adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum Naamloz Venootschap
(Perseroan Terbatas). Perusahaan ini pada awalnya merupakan perusahaan
perseorangan yang didirkan pada tahun 1950 oleh bapak dan ibu Hendro Sutikno. Usaha pertama perusahaan
adalah pembuatan minuman, roti, dan tart dengan merk MIROTA (MINUMAN, ROTI, Dan
TAART), yang semula berlokasi di jl. FM Noto 7 Kotabaru Yogyakarta. Disamping
usaha tersebut Bapak dan Ibu Sutikno juga menembangkan usahanya dengan membuka
toko P & D yang terletak di jl.
Jendral A Yani 75 Yogyakarta pada tahun 1952.
Perkembangan
Perusahaan yang sangat pesat menimbulkan perluasaan sehingga pada tahun 1973
perusahaan menambah jenis usahanya yaitu sebagai produsen susu bubuk untuk bayi
dengan merk lactona. Perusahaan diberi badan hukum perseroaan komanditer dengan
nama CV. MIROTA KSM INC dengan akte notaries R. M. Soerjanto Partaningrat, SH.
Selanjutnya Perusahaan diubah badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas (PT)
pada tanggal 15 November 1973. Tanggal ini sekaligus dijadikan sebagai
kelahiran PT.Mirota KSM Inc.
Dalam
perkembangannya PT. Mirota KSM Inc, mengkhususkan diri sebagai produsen susu
bubuk formulasi. Sedangkan untuk produsen bakery
dan ice cream didirikan perusahaan
dengan badan hukum sendiri-sendiri Unit industry susu yang semula berlokasi Jl.
A Yani 73-75 Yogyakarta dan hanya memperkerjakan 40 orang ini, dipindahkan ke
lokasi industry di Jl. Raya Yogya Solo Km 9 Dusun Sambilegi, Desa Maguwoharjo,
Kecamatan Depok, Kabupaten Dati II Sleman Yogyakarta Pemindahan lokasi ini
adalah memenuhi segala persyaratan tempat dan ruang, serta memungkinkan untuk
pengembangan. Pemilihan lokasi perusahaaan tersebut ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan seperti letak
Yogyakarta yang strategis, sarana dan prasarana transportasi serta komunikasi
yang mudah diperoleh, tersedianya tenaga kerja yang cukup, lingkungan alam yang
mendukung dll.
PT
Mirota KSM Inc juga dilengkapi dengan Laboratorium Industri Farmasi yang
berfungsi sebagai Laboratorium Quality
Control. Perusahaan yang termasuk dalam keanggotaan Industri Pengelolaan
Susu (IPS), sebagai anggota Asosiasi Pengusaha Makanan Bayi (APMB), dan
Perusahaan Swasta Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) ini secara terus menerus
telah melakukan riset dan pengembangan produk sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen untuk segala usia.
Perkembangan perusahaan juga didukung jaringan pemasaran yang mencakup wilayah P.
Jawa, P. Madura, P. Bali, P. Lombok, P. Sumbawa dan P. Sumatera.
Pada
tanggal 15 April 1990, PT Mirota KSM, Inc berhasil memperoleh piagam penghargaan sebagai Perusahaan Terbaik
Pembina Tenaga Kerja Wanita,yang kemudiaan disusul dengan diterimanya Piagam
Penghargaan sebagai Pengusaha Berwawasan
Lingkungan Tingkat Nasional (SAHWALI AWARD) pada tanggal 15 November 1991.
Sebagai produsen susu bubuk formulasi, PT Mirota KSM,Inc telah berhasil
memperoleh pengakuan sebagai perusahaan yang berkembang, stabil dan handal
sehingga layak untuk menerima penghargaan ini dilengkapi dengan Trophi
SIDAKARYA pada tanggal 19 Agustus 1997, karena dinyatakan sebagai perusahaan yang sehat, serta
Trophi ADHI KARYA NUHRAHA pada tanggal
23 Desember 1997 karena merupakan persahaan yang memiliki produktivitas kerja
yang tinggi. Pada tanggal 30 Desember 1997, PT MIROTA KSM, Inc mendapatkan Trophi Perusahaan Pembina Tenaga Kerja Wanita
dan untuk ke-2 kalinya mendapatkan Trophi SIDDAKARYA pada tanggal 18 Agustus
1998.
D. 3. ORGANISASI
Organisasi
perusahaan disusun sesuai dengan falsafah dasar PT. Mirota KSM, Inc yakni bahwa
bisnis tidak lain daripada organisasi. Organisasi itu tidak bisa berfungsi
tanpa manajemen. Manajemen tidak akan
efektif tanpa unsur manusia yang memiliki kemamapuan dan keterampilan
yang tinggi. Oleh karena itu, sasaran organisasi diformulasikan dalam mission scope yang berbunyi “PT. Mirota KSM, Inc secara
terus menerus akan membangun kemampuan sumber daya manusia , baik menejemen
maupun teknik sebagai dasar pokok bagi berhasil dan tumbuhnya organisasi”.
Sasaran-sasaran ini diangkat untuk mengembangkan suatu organisasi yang efektif yang memilki
kemampuan untuk bisa mempertahankan organisasi dalam bidang industry dan
perdaganagan yang diwarnai oleh kondisi persaingan yang ketat.
Berdasarkan kajian tersebut maka disusunlah suatu
struktur organisasi perusahaan yang mencakup seluruh fungsi yang dapat
digolongkan ke dalam bidang-bidang dan bagian-bagian yang senantiasa mengacu
kepada efektifitas dan efesiensi setiap kegiatan perusahaan.Struktur Orgnisasi
PT. Mirota KSM, Inc berbentuk garis dan staf yang dikendalikan dibawah
kepimpinan Dewan Direksi.
D. 3. TENAGA KERJA
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu
faktor produksi yang mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan
perusahaan. Tenaga kerja dalam unit Industri Susu Bubuk PT. Mirota KSM, Inc
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
1: Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja PT. Mirota KSM, Inc
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah Tenaga Kerja (orang)
|
SD
|
8
|
SLTP
|
49
|
SLTA
|
131
|
Diploma 3 (D3)
|
28
|
Strata 1 (S1)
|
33
|
(Sumber
:PT Mirota KSM,Inc)
Peraturan Ketenagakerjaan pada
perusahaaan disesuaikan dengan program Pemerintah, yakni untuk menciptakan
Hubungan Industrial Pancasila, yang dalam garis besarnya meliputi 3 asa kerja
sama yaitu:
a. Pengusaha dan karyawan adalah teman seperjuangan dalam
usaha dan proses produksi.
b. Pengusaha
dan karyawan adalah teman seperjuangan dalam pasang surutnya keuntungan.
perusahaan.
c. Pengusaha
dan karyawan adalah teman seperjuangan dalam tanggung jawab.
1.
Kesejahteraan Tenaga Kerja
Salah satu syarat melaksanakan Hubungan
Industrial Pancasila ialah dimilkinya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB).Hal-hal
yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan yang tertuang dalam KKB antara
lain :
a. Karyawan men dapat gaji pokok, tunjangan
kemahalan, premi, bonus prestasi, bonus bonus ulang tahun dll.
b. Karyawan
mendapat jaminan kesehatan sebesar 100%, istri 50% dan anak (maksimal 2 anak)
25%./
c. Karyawan
dengan masa kerja 1 sampai dengan <5tahun mendapat THR sebesar 100% gaji 1
bulanan, masa kerja 5 tahun sampai dengan <20 tahun mendapat THR 150% gaji I
bulan dan masa kerja 20 tahun atau lebih mendapat THR sebesar 200 % gaji 1
bulan.
d. Karyawan
mendapat tunjangan rekreasi tiap tahun sekali, olahraga dan masih banyak
fasilitas yang diberikan perusahaan kepada para karyawan.
D. 4. PRODUKSI
1. Spesifikasi produk
Macam produk yang dihasilkan oleh PT Mirota
KSM Inc terdiri atas 7 lini produk yakni Lactona 1, Lactona 2, Lactona 3,
Lactona skim, Lactona ibu, Prolansia Fiber dan Proesto. Peruntukan
produk-produk tersebut pada umumnya dapat dibagi kedalam 2 kategori, yaitu
berdasarkan pada kategori usia dan manfaat produk.
Peruntukan produk berdasarkan kategori usia
meliputi produk-produk Lactona 1,
Lactona 2, Lactona 3, dan Prolansia Fiber. Sedangkan peruntukan produk
berdasarkan kategori manfaat meliputi produk-produk Lactona skim, Lactona ibu
dan Prosteo. Spesifikasi produk yang dihasilkan PT Mirota KSM,Inc dapat dilihat
pada table 2, dan informasi nilai gizi rata-rata per 100g produk susu bubuk
Lactona dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 2. Spesifikasi produk susu
bubuk Lactona di PT Mirota KSM,Inc.
Jenis produk
|
Peruntukan
|
Komposisi
|
Kemasan
|
Lactona 1
|
Usia kurang dari 6 bulan
|
Full cream, skim, gula
vitamin-mineral, inyak nabati
|
KKL 400g
KKL 200g
KKL 90g
|
Lactona 2
|
Usia 6 bulan – 3 tahun
|
Full cream, skim, gula
vitamin-mineral, inyak nabati, DHA
|
KKL 400g
KKL 200g
|
Lactona 3
|
Usia 2 tahun – 9 tahun
|
Full cream skim, gula coklat
bubuk vitamin-mineral, karagenan, DHA, lesitin pewarna, aroma
|
|
Prosteo
|
Usia 20 tahun – 45 tahun keatas
|
Susu bubuk, skim vitamin-mineral
|
KKL 300g
|
Prolansia Fiber
|
Usia 45tahun keatas
|
Full cream, gula pasir, skim
instan, aspartam coklat bubuk, vitamin, mineral, karagenan, pewarna, aroma,
caramel, litese
|
KKL 200g
|
Lactona Ibu
|
Ibu menyusui dan ibu hamil
|
Full cream, skim,gula halus
dekstrin, aroma, maltose, coklat bubuk, vitamin-mineral, karagenan, minyak
nabati, anti oksidan, pewarna
|
KKL 200g
|
Lactona Skim
|
|
Susu bubuk, skim,
vitamin-mineral, karagenan
|
KKL 200g
|
Tabel 3 Nilai Gizi Rata-Rata Per 100
Gr Produk Lactona di PT Mirota KSM,Inc
Zat Gizi
|
Satuan
|
Lact
1
|
Lact
2
|
Lact
3
|
Lact
Ibu
|
Lact
Skim
|
Prosteo
|
Prolansia Fiber
|
Gizi Utama
|
g
|
16,5
|
20,2
|
23
|
21
|
37
|
37
|
31
|
Protein
|
g
|
20,5
|
19,3
|
9
|
7
|
1
|
1
|
11
|
Lemak
|
g
|
20,5
|
19,5
|
9
|
7
|
1
|
1
|
11
|
Karbohidrat
|
g
|
56
|
53
|
60
|
63,5
|
51,3
|
50
|
42
|
Mineral
|
g
|
4
|
4,5
|
5
|
6
|
7,7
|
8
|
5,9
|
Air
|
g
|
3
|
3
|
2,8
|
2,5
|
3
|
0
|
3
|
Lesitin
|
g
|
0
|
0
|
0,2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Fiber
|
g
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8
|
Asam linoleat
|
g
|
0
|
1762
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Kalori
|
Kkal
|
474,5
|
466,5
|
413
|
401
|
350
|
357
|
339
|
Vitamin & Mineral
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Vitamin A
|
IU
|
2000
|
1840
|
1500
|
3300
|
1500
|
2600
|
1500
|
Vitamin D
|
IU
|
300
|
282
|
300
|
150
|
200
|
475
|
285
|
Vitamin E
|
UI
|
5
|
5
|
5
|
15
|
8
|
0
|
11,4
|
Vitamin K1
|
ug
|
20
|
20
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Vitamin B1
|
mg
|
0,5
|
0,5
|
0,8
|
2500
|
800
|
0,4
|
0,7
|
Vitamin B2
|
mg
|
1
|
1
|
1
|
2500
|
0
|
1,9
|
0,8
|
Vitamin B6
|
mg
|
0,3
|
0,3
|
0,8
|
1500
|
300
|
0
|
1
|
Vitamin B12
|
ug
|
1
|
1
|
1,5
|
3
|
3
|
4
|
4
|
Vitamin C
|
mg
|
55
|
55
|
50
|
200
|
90
|
0
|
100
|
Niasinamida
|
mg
|
5,5
|
5
|
10
|
12
|
0
|
0
|
10
|
Biotin
|
ug
|
7,6
|
7,6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Asam Folat
|
ug
|
51,6
|
48,2
|
100
|
400
|
0
|
0
|
400
|
Asam Pentotenat
|
mg
|
2,3
|
2,1
|
4
|
0
|
o
|
0
|
4
|
Kalsium
|
mg
|
578
|
750
|
1000
|
680
|
1220
|
1600
|
1120
|
Kalium
|
mg
|
0
|
0
|
550
|
500
|
400
|
727
|
500
|
Sodium
|
mg
|
-
|
0
|
0
|
0
|
470
|
0
|
0
|
Natrium
|
mg
|
0
|
292
|
300
|
270
|
0
|
398
|
300
|
Fosfor
|
mg
|
446
|
542
|
750
|
690
|
950
|
190
|
505
|
Klorida
|
mg
|
0
|
0
|
500
|
0
|
0
|
0
|
300
|
Magnesium
|
Mg
|
0
|
0
|
150
|
220
|
114
|
113
|
300
|
Seng
|
Mg
|
0
|
0
|
10
|
15
|
4
|
3,1
|
7
|
Besi
|
mg
|
5
|
5
|
10
|
10
|
0
|
0
|
10
|
Tembaga
|
mg
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Mangan
|
mg
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Yodium
|
ug
|
0
|
0
|
50
|
100
|
50
|
29
|
180
|
2. Kapasitas Produksi
Suatu perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas produksinya membutuhkan saran berupa mesin dan alat pengolahan untuk
menunjang kelancaran kegiatan produksi. PT. Mirota KSM, Inc mempunyai kapasitas
produksi kurang lebih 12 ton tiap harinya, dengan kegiatan produksi sebanyak 2
shift @ 8 jam. Untuk menunjang kelancaran proses produksi tersebut, maka PT
Mirota KSM,Inc menyediakan 5 jenis mesin dengan kapasitas produksi yang
berbeda-beda, yaitu meliputi :
a) 3 Unit Mesin Miller (mesin giling gula) dengan kapasitas produksi tiap unitnya
adalah 50 kg/ 5 menit.
b) 3 Unit Mesin Shifter (mesin ayak) dengan kapasitas produksi tiap unitnya adalah
25 kg / 5 menit.
c) 3 Unit Mesin Mixer dengan kapasitas produksi tiap unitnya adalah 250 kg / 35
menit.
d) 2
Unit Mesin Filler dengan kapasitas
produksi tiap unitnya adalah 40 pcs / 1 menit.
e) 1Unit Mesin Cartoner dengan kapasitas produksi 60 pcs / 1 menit
Surat
Persetujuan Tetap/Surat Persetujuan Prinsip (SPT / SPP) menetapkan kapasitas
produksi di PT Mirota KSM,Inc adalah sebnayak
6.750 ton per tahun yang sesungguhnya harus dilakukan kegiatan produksi
sebanyak 3 shift @ 8 jam. Dengan demikian total kapasitas yang terpasang belum
memenuhi kapasitas produksi yang di tetapkan sehingga masih memungkinkan adanya
pengembangan dan penambahan target produksi.
D. 5. PROSES PRODUKSI
1
Input Bahan
Dalam proses pembuatan susu bubuk,
diperlukan input bahan yang pada dasarnya dapat dibedakan dalam 3 kategori,
yaitu bahan baku, bahan penolong / bahan tambahan dan bahan pengemas.
Bahan-bahan tersebut di peroleh dari dalam negeri maupun luar negeri.
a.
Jenis Bahan
Pembuatan susu bubuk yang diproduksi
oleh PT Mirota KSM, inc menggunakan bahan baku susu bubuk full cream dan susu bubuk skim.
Kedua bahan baku tersebut diperoleh dengan cara mengimpor langsung dari New
Zealand, yaitu sebagai produsen susu terbaik dan terbesar di dunia.
Disamping bahan baku diatas, dalam
proses pembuatan susu bubuk Lactona ini juga diperlukan adanya bebrapa bahan
lain yang berfungsi sebagai bahan penolong. Adapun bahan-bahan tersebut antara
lain seoerti gula pasir, aspartame, vitamin dalam bentuk premix, mineral,
minyak nabati coklat bubuk9jenis winmolen dan delfie), madu bubuk, lactose,
litese, raftilose, caramel, maltrin dan aroma (essence coklat, vanilla dan
raspberry). Bahan-bahan tembahan tersebut sebagian besar di peroleh dari dalam
negeri, diantaranya dari Bojonegoro-Serang, Jakarta dan Semarang.
Susu bubuk dikemas dengan Alumunium Foil
Kotak Karton Lipat(KKL) dan Kotak Karton Gelombang (KKG). Alumunium foil adalah
bahan pengemas primer yang langsung bersentuhan dengan produk. KKL adalah bahan
pengemas sekunder yang mengemas produk yang sudah terkemas dalam Alumunium
Foil. KKG adalah bahan pengemas tersier yang mengemas produk yang sudah
terkemas dalam kemasan KKL.
b.
Tempat Penyimpanan bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam
proses produksi, baik bahan baku, bahan penolong maupun bahan pengemas disimpan
dalam 1 ruangan yang disebut dengan Gudang bahan baku. Secara garis besar,
gudang bahan baku dibagi menjadi 2 tempat yang hanya dipisahkan oleh sekat
berupa tembok. Gudang bahan sebelah barat digunkan untuk menyimpan bahan baku
berupa susu bubuk skin dan full cream serta gula pasir, sedangkan gudang bagian
timur di gunakan untuk menyimpan bahan pengemas dan bahan bahan untuk sanitasi
ruangan.
Semua bahan yang disimpan dalam gudang
bahan diletakkan di atas palet plstik atau palet kayu. Bahan pengemas Kotak
Karton Lipat (KKL) dalam 1 palet maksimal terdiri dari 12 tumpukan, dan untuk
bahan skim dan full cream, dalam 1 palet maksimal sekitar 6-8 tumpukan.
Penempatan barang diatur supaya tidak menempel pada dinding ruangan, dan
diletkkan sesuai dengan kelompok / jenisnya. Selain itu posisi barang yang lain
masih terdapat sela / jarak yang cukup sehingga sirkulasi udara lancer dan
dapat mempermudah dalam pengontrolan jumlah barang.
Gudang bahan baku berdasrkan pengaturan
letak barang dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian tempat yaitu gudang susu
skim, fill cream dan gulan pasir gudang bahan tambahan makanan, gudang bahan
pengemas, gudang bahan sanitasi dan gudang vitamin-mineral. Pada bagiat atas
dinding gudang bahan baku dilengkapi dengan baling-baling kipas dan
rongga-rongga yang berfungsi sebagai ventilasi udara. Untuk menjaga kebersihan
gudang, dilakukan pembersihan gudang setiap har dengan cara disapu / divacum cleaner. Suhu pada gudang bahan
baku tidak lebih dari 30°C dengan kelembaban kurang dari 60% pada gudang bahan
tambahan disediakan 2 rungan yang berbeda untuk gudang bahan tambhan makanan (raftilose, Coklat bubuk atau madu) dan
gudang vitamin-mineral. Ke-2 ruangan tersebut mempunyai suhu ruangan tidak
lebih dari 20°C dan kelembaban kurang dari 60% . Selain itu kedua ruangan ini
juga di lengkapi dengan lampu ultraviolet dan air conditioner (AC).
2. Alur Proses
Proses
pembuatan produk susu bubuk Lactona pada prinsipnya meliputi 3 tahapan,
diantaranya yaitu tahap persiapan, pencampuran dan pengemasan. Diagram alir
Proses Produksi dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan
1. Pengawasan mutu
Fisika, Kimia dan Mikrobiologi.
2. Pengawasan mutu
Fisika Kimia.
a.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini diawali dengan
mengambil sejumlah sampel bahan baku susu skim dan full cream untuk dilakukan
pemeriksaan baik secara fisika, kimia maupun mikrobiologi. Untuk persiapan
bahan baku ini disediakan 2 ruangan yaitu ruang bongkar sak susu dan transit.
Bahan baku yang sudah dinyatakan release dari uji fisika, kimia dan
mikrobiologi tersebut diambil dalam jumlah tertentu untuk kemudian diangkut
menuju ke ruang bongkar. Dalam ruang bongkar ini, susu skim dan full cream yang
telah dikeluarkan dari sak pembungkusnya diletakan diatas meja stainless stell
berbentuk persegi panjang untuk diperiksa kembali ada / tidaknya kebocoran pada
kemasan plastic susu yang selanjutnya, yang akan di uji secara mikrobiologi.
Hasil pemeriksaan yang baik menunjukan bahwa bahan baku tersebut masih bisa
digunakan untuk proses produksi.
Bahan baku susu skim dan full cream yang
akan digunakan dalam proses produksi diletakkan dalam ruang transit untuk
diatur dan dipisahkan sesuai dengan jenisnya (full cream/skim). Bahan baku juga
akan disterilisasi dengan menggunakan lampu ultraviolet (UV) selama 10 menit
untuk mensterilkan permukaan luar dari plastic pembungkus susu.
Kondisi pada ruang bongkar rak susu
umunya memiliki suhu kurang dari 27◦C dengan kelembaban tidak lebih dari
60% serta lantai yang kedap air. Kondisi
ini pada dasarnya sama dengan kondisi pada ruang transit karena letak kedua
ruangan teresbut yang bersebelahan dan hanya dipisahkan oleh pintu kaca.
Karyawan yang bekerja pada ruang persiapan ini diharuskan menggunakan jas
kerja, masker, penutup muka, sarung tangan, penutup kepala, dan sepatu khusus
(sepatu bots).
Sama halnya dengan susu bubuk, gula
pasir yang akan digunakan dalam proses produksi juga dilakukan pemeriksaan secara
fisika dan kimia. Pemeriksaan secara fisik yang menunjukan adanya gula basah,
kotor, menggumpal atau berbau busuk menandakan bahwa gula tidak dapat digunakan
untuk proses produksi.
aktivitas peracikan, lantai dan dinding
ruangan dibersihkan dengan alkohol 70%
dan disinari dengan sinar ultraviolet
untuk mensterilkan ruangan.
Dalam proses pembuatan susu bubuk, PT
mirota KSM, menggunakan minyak nabati
RBDFB 21, yang merupakan campuran antara minyak kacang dan minyak kelapa.
Sebelum digunakan, minyak nabati telah diperiksa secara fisika,
kimia/mikrobiologi. Minyak nabati yang lolos uji selanjutnya dipompa untuk
disimpan dalam tanki penampung minyak dan siap digunaan dalam proses produksi
dengan cara dialirkan melalui pipa minyak
nabati kedalam ruang proses.
Dalam proses pembuatan susu bubuk
formulasi ini juga digunakan pewarna dan aroma yang diijinkan Departemen
Kesehatan (DEPKES). Pewarna dan aroma dipersiapkan sesuai dengan produk yang
akan dihasilkan , dan akan diproses dalam ruangan proses bersama bahan-bahan
lainnya.
b. Tahap pencampuran
Bahan –baku ang telah disiapkan untuk
proses produksi, diletakkan dalam ruangan proses untuk kemudian dicampur
bersama bahan-bahan tambahan lainnya sehingga dapat menjadi suatu komponen
bahan yang homogen. Proses pencampuran dalam produksi susu bubuk Lactona adalah
proses pencampuran kering (dry mixing),
yang dikombinasikan dengan penyemprotan minyak nabati. Penyemprotan ini
dilakukan secara pengabutan dengan alat khusus sehingga minyak dapat bercampur
homogen dengan bahan lain.
Proses pencampuran dilakukan secara
bertahap. Pada tahap awal dilakukan pencampuran semua bahan tambahan
makanan (vitamin dan mineral) yang
terdapat dalam jumlah kecil dengan sebagian bahan baku (full cream / skim) dalam alat drum
mixer selama 6 menit untuk menjamin tingkat homogenitas. Pada tahap
berikutnya dilakukan pencampuran semua komposisi bahan yang telah dipersiapkan
untuk masing- masing produk selama 30-35 menit dalam mesin Gardner. Proses pencampuran semua komposisi bahan akan menghasilkan
250 kg. Susu bubuk untuk tiap 1 mesin garner
dan akan dikirim melalui ban berjalan ke dalam ruangan karantina.
Ruangan karantina merupakan tempat
penyimpanan produk setengah jadi yaitu produk hasil produksi yang belum
mengalami proses pengemasan. Ruang karantina mempunyai suhu kurang dari 25º C
dan kelembaban tidak lebih dari 60%. Produk susu dalam ruang karantina akan
ditematkan dalam 1 troli untuk 1
mesin dan akan mendapatkan penyinaran sinar ultraviolet.
Pada produk setengah jadi juga akan dilakukan pemeriksaan secara fisika,
kimia/mikobiologi dengan cara mengambil sejumlah sampel pada tiap batchnya.
c.
Tahap pengemasan
Pengemasan merupakan tahap akhir dari
setiap proses produksi. Produk setengah jadi yang dinyatakan lolos uji fisika,
kimia dan mikrobiologi adalah produk yang siap untuk dikemas. Pengemasan produk
bertujuan untuk mendapatkan produk yang lebih higenis dan aman untuk dikomsumsi
konsumen. Proses pengemasan pada intinya dibagi menjadi 3 tahapan yaitu produk
dikemas dalam kemasan alumunium foil, produk dalam kemasan alumunium foil
dikemas dalam kemasan kotak karton lipat (KKL) dan produk dalam kemasan KKL
dikemsa dalam kotak karton gelombang (KKG).
Proses pengemasan produk dalam kemasan
alumunium foil 400g, 300g, 200g dan 90g dilakukan dengan menggunakan 2 unit
mesin filler(mesin pengemmas) yang
terdapat dalam ruangan rovena. Mesin filler
ini mempunyai 4 fungsi diantaranya adalah mengosongkan oksigen dari alam
kemasan, memasukan produk jadi dalam kemasan, memasukan gas nitrogen ke dalam
kemasan serta menutup kemasan dengan rapat.
Proses pengemasan diawali dengan
mengirimkan sejumlah produk setengah jadi dan ruang karantina ke dalam ruang
silo sesuai dengan permintaan dari bagian rovema. Produk-produk tersebut
kemudian akan dimasukkan kedalam ‘’mulut’’ dari mesin filler yang ada dalam ruang silo. Produk-produk yang telah keluar
dari mesin filler akan melewati mesin
willer sehingga secara otomatis akan
tercetak tulisan willer yang meliputi
kode produksi yang menunjukkan tahun dan tanggal pembuatan produk serta tinggal
kadaluarsa produk-produk.
Setiap produk jadi yang akan dikemas
dalam kemasan KKL ditimbang untuk mengecek kesesuaian antara berat produk
dengan standard yang telah ditetapkan. Selain itu juga dilakukan test kebocoran
kemasan dengan cara mengambil 3 sampel produk yang keluar tiap 10 menitnya .
Pengujian kebocoran dilakukan dengan merendam produk dalam air, dan timbulnya
gelembang udara pada produk menandakan adanya indikasi kebocoran. Produk
–produk yang mengalami kebocoran kemasan maupun produk yang mempunyai berat
tidak sesuai dengan standard penimbangan akan dipisahkan, disimpan kembali
dalam ruang karantina dan dilakukan pemeriksaan ulang secara miKrobiologi.
Pengemasan produk dalam kemasan KKL
400g, 300g dan 90g dilakukan secara manual. Pengemasan produk dengan netto 200g
lilakukan dengan mesin cartooner yang
berfungsi untuk membentuk kotak dari lembaran lembaran karton lipat, memasukkan
produk kedalam kotak serta menutup kotak secara otomatis. Pada produk lactona
1, lactona 2 dan prosteo ditambahkan sendok takar plastik dalam setiap kemasan
KKL.
Pada tahap akhir dilakukan pengemasan
produk-produk yang telah dikemas dalam KKL kedalam kemasan KKG (kotak karton
gelombang). Pengisian produk dalam kemasan KKG dibedakan berdasarkan netto
produk. Produk dengan netto 400g dan 300g , berjumlah 24 KKL dalam 1 kemasan
KKG sedangkan produk dengan netto 200g dan 90g, berjumlah masing-masing 48 KKL
dan 72 KKL dalam 1 kemasan kkg. Pengemasan produk KKL dalam KKG dilakukan
secara manual bagian ata dan bawah kemasan KKG ditutup/disegel dengan adhesive tape.
Setiap produk jadi dalam kemasan KKG
akan dilakukan pemeriksaan berat kemasan, jumlah isi dalam kemasan maupun
kondisi penyegelan kemasan. Klasifikasi
berat minimum dan maksimum berat kemasan KKG untuk tiap-tiap produk
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel
4. Standard berat produk dalam kemasan KKG
Nama produk
|
Netto (gr)
|
Jumlah kemasan
KKL
|
Berat kemasan
KKG (kg)
|
Lactone 1
|
90
200
400
|
72
48
24
|
8,38 – 8,47
11,56 – 11,64
11,32 – 11,44
|
Lactone 2
|
90
200
400
|
48
48
24
|
7,24 – 7,35
11,59 – 11,75
11,29 –11,45
|
Lactone 3
vanila
|
200
400
|
48
24
|
11,41 – 11,29
11,23 – 11,31
|
Lactone 3 madu
|
200
400
|
48
24
|
11,40 – 11,48
11,34 – 11,40
|
Lactone 3
coklat
|
200
400
|
48
24
|
11,49 – 11,61
-
|
Lactone
ibucoklat
|
200
|
48
|
11,49 - 11,57
|
Lactone
ibuvanila
|
200
|
48
|
11,10 – 11,52
|
Lactone
ibustarwbery
|
200
|
48
|
11,37 – 11,45
|
Lactone skim
|
200
|
48
|
11,28 – 11,56
|
Prosteo
|
300
|
24
|
8,88 – 9,22
|
Prolansiaaspartam
|
200
|
48
|
11,58 – 11,64
|
Prolansiagula
|
200
|
48
|
11,62 – 11,74
|
(sumber
: PT Mirota, KSM,Inc)
Produk-produk
yang telah sesua idengan aturan penimbangan diletakkan pada palet plastic dan
siap untuk dikirim kegudang produk jadi jumlah kardus produk jadi untuk tiap
palet dapat dibedakan berdasarkan berat netto produk. Produk dengan netto 400g
dan 300g diletakkan pada palets ebanyak 66 kardus sedangkan produk dengan netto
200g dan 90g. diletakkan pada palet masing-masing sebanyak 56 kardus dan 60
kardus.
D. 6. PENGELOLAAN LIMBAH
PT
Mirota KSM, Inc menghasilkan limbah padat dan limbah cair sebagai hasil
sampingan dari kegiatan indusrinya. Limbah limbah padat yang dihasilkan berapa
susu, dedaunan ,plastik dan kertas pembungkus lainnya. Limbah padat ini tidak
diolah secara khusus oleh PT. Mirota KSM, Inc melainkan dijual kepada orang
yang membutuhkan atau kepada pengumpul limbah sejenis . Sedangkan limbah cair
yang dihasilkan terbagi atas 2 yaitu limbah pasca produksi, yaitu limbah yang
berasal dari pencucian alat-alat prduksi dan limbah domestik, yaitu limbah yang
berasal dari aktivitas dapur, laundry
maupun buangan manusia.
Pengelolahan
limbah cair PT Mirota KSM,Inc dapat diuraikan melalui beberapa tahapan. Tahapan
pengolahan tersebut diawali dengan mengalirkan limbah hasil pencucian mesin dan
alat kedalam bak ekualisasi (bak penampung limbah awal) . Dalam bak ekualisasi
, salah satu komponen susu yakni lactosa akan
diubah menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktal (lactobacillus sp atau
streptococcus lactis) sehingga mengakibatkan penurunan pH. Pada bak
ekualisasi secara berkala, yaitu setiap pukul 08.00 wib dilakukan penambahan
air kapur sebanyak kurang lebih 2kg sampai dicapai pH minimal 10. Penambahan
air kapur secara berlebih ini bertujuan untuk mempermudah pemecahan komponen
limbah pada tahapan selanjutnya serta untuk mempetahankan pH selama proses
pengolahan limbah pemeriksaan pH pada bak ekualisasi dilakukan dengan
menggunakan kertas lakmus..
Limbah
basa yang berada dibak ekualisasi dialirkan menuju ke bak penampung inlet. Bak penampung inlet terletak diatas permukaan
tanah dan berada dalam keadaan tertutup dengan tujuan untuk
meminimalisasi Oksigen. Endapan tersebut diambil dan dikeringkan dalam bak
pengerIng lumpur setiap 6 bulan sekali. Hasil endapan yang berupa lumpur kering
dimanfaatkan sebagai pupuk.
Limbah
dalam bak penampung inlet dimasukan
dalam bak anaerob dengan mengunakan pompa.Bak anaerob diletakkan dibawah
permukaan tanah dengan tujuan untuk menhindari kontak antara limbah dengan
udara. Dalam bak anaerob terjadi proses yang melibatkan bakteri anaerob untuk
menguraikan berbagai senyawa organik limbah kompeleks yang terdapat dalam air
limbah menjadi asam-asam organik sederhana. Penampang limbah dalam bak anaerob
menghasilkan bau busuk sebagai akibat pemecahan protein susu yang terbawa air
limbah menjadi senyawa amonia (NH3) dan hidrogen sulfur (H,S). Proses
penguraian air limbah dalam bak anaerob berlangsung selama 25 hari dan
mengakibatkan penurunan biologycal oxygen
demand (BOD) air limbah pada bak anaerob juga dilengkapi pengaduk dan
cerobong untuk pengeluaran gas yang ditimbulkan.
Limbah
yang sudah mengalami proses anaerob dialirkan menuju bak aerasi .pada bak
aerasi dilengkapi pengaduk (blower)
untuk memberikan pengudaraan pada limbah sehingga dapat memasukan oksigen
sebanyak mungkin kedalam air limbah . bakteri aerob dalam bak aerasi mempunyai
peranan untuk memecah sisa komponen air limbah menjadi karbondioksida (CO) dan
air (H2O).proses meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO) air limbah.
Tahap
selanjutnya dalam pengolahan limbah cair adalah mengalirkan air limbah menuju
ke bak pengendapan lumpur. Dalam bak pengendapan lumpur, air limbah yang masih
bercampur lumpur diendapan selama 6 hari. Air limbah dari bak pengendapan
dialirkan menuju bak filtrasi . pada bak filtrasi limbah mengalami proses
pengudaaan dan proses penyerangan .proses pengundaran terjadi ketika air limbah
yang dimasukan kedalam bak filtrasi harus melewati suatu pipa. Adanya tekanan
menyebabkan air memancar keluar melalui lubang-lubang kecil pada pipa dan
bergabung dengan udara proses penyarinagan air limbah dalam bak filtrasi
menggunakan pasir, arang pasir ijuk dan batu koral.bahan-bahan ini sekaligus
dapat menetralkan Ph air limbah . dengan demikian dapat dikatakan bahwa air
limbah pada bak filtrasi sudah tidak membahayakan lagimahluk hidup. Hal ini
ditunjukkan tumbuhnya rumput-rumputan pada permukaan pasir bak filtrasi.
Air
limbah dalam bak filtrasi akan dialirkan menuju bak pengukur debit dan menju
bak bio-indikator. Dalam bak bio-indikator dimasukkan ikan yang berfungsi
sebagai indikator untuk memastikan tingkat keamanan dari air limbah yang telah
diolah .tahapan terakhir dari proses pengolahan air limbah adalah mengalirkan
air limbah kesaluran irigasi sawah dan digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
D. 7. UTILTAS
PT. Mirota KSM, Inc memiliki
utilitas berupa penyediaan listrik dan air. Listrik yang dipergunakan berasal
dari 2 sumber yaitu Inssalasi Listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) berdaya
131 volt ampere (VA) dan listrik Genset
berdaya 250 Kilo Volt Ampere (KVA). Sumber listrik dari PLN dimanfaatkan untuk aktivitas produksi pada shift pertama,
dan sumber listrik Genset dimanfatkan untuk aktivitas produksi pada shift
kedua. Sedangkan air yang digunakan bersal dari 4 sumur. Air tersebut dipompa,
ditampung dalam water tank,dan dialirkan melalui pipa-pipa untuk kperluan
operasional perusahaan.
D. 8. PROMOSI DAN PEMASARAN
Kegiatan promosi PT. Mirota KSM, Inc
mencakup adversiting, personal selling, dan
publicity. Kegiatan-kegiatan ini
dilakukan secara stimulant dengan menggunakan
prinsip efektivitas yang didukung dengan efesiensi penggunaan sumber
daya yang tersedia.
Adversiting
merupakan sarana introduction dan reminding yang menggunakan seluruh
media baik melalui media cetak, media massa elektronik audio maupun audio
visual, maupun media khusus.
Sponsorship
sebagai wujud jalinan kerja sama yang nyata antara PT. Mirota KSM, Inc dengan
berbagai pihak, sehingga menjadikan PT. Mirota KSM, Inc beserta
produk-produknya manjadi mitra bagi berbagai pihak. Srana ini cukup representatif untuk memperkenalkan produk kepada konsumen.
Personal
selling sebagai pendukung kegiatan produk-produk PT. Mirota KSM, Inc
melibatkan 33 oang detailer dan 7
orang surveyor atau kanveasser. Ke empat puluh armada
tersebut menjalin hubungan bisnis dengan kalangan medis (rumah sakit, rumah
bersalin, puskesmas, dokter, dan bidan praktek, serta paramedis ), dan para
grosir serta retailer. Dengan demikian tercapai hasil pengenalan secara rinci
dengan scope wilayah yang luas.
Kegiatan
publicity merupakan upaya pengenalan
keunggulan perusahaan dan produk-produk PT. Mirota KSM, Inc dengan melibatkan
seluruh karyawan PT. Mirot KSM, Inc personal
public relationship dan dengan menjalin hubungan kerja sama yang saling
menguntunkan dengan kalangan pers.
Kegiatan
bagian pemasaran PT.Mirota KSM, Inc dikendalikan dari kantor pusat dengan
dibantu oleh 2 kantor perwakila yang masing-masing berada di kota Semarang dan
Jakarta. Dalam operasionalnya, kegiatan pemasaran produk-produk PT. Mirot KSM,
Inc mencakup 33 wilayah pemasaran yang tersebar di seluruh P. Jawa dan Madura,
Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagian P. Sumatera, seta daerah
rembesan yang meiputi Kalimantan Selatan, Ujung Pandang, dan Nusa Tenggara
Timur. Untuk mendistribusikan produk-produk PT. Mirota KSM, Inc hingga mencapa
seluruh wilayah pemasaran digunakan multy distribution system , yaitu dengan
ditempuhnya distribusi langsung dan tidak langsung.
D.
9. PENGAWASAN MUTU MIKROBIOLOGI
PT
Mirota KSM,Inc merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Industri
Susu Bubuk Formulasi. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang pangan,
pengawasan mutu pangan merupakan salah satu langkah penting untuk menjaga
konnsistensi dan keamanan produk sampai
produk siap dikonsumsi konsumen. Pengawasan mutu secara mikrobiologi dan
pengawasan mutu secara fisika-kimia.
Pengawasan
mutu diterapkan PT Mirota KSM Inc sudah bagus salah satu tindakan kepedulian
perusahaan untuk menjaga keamanan produk
adalah dengan melakukan pengawasan mutu pada setiap tahapan proses produksi,
dari pemeriksaan bahan baku, produk
setengah jadi ( produk jadi yang belum mengalami proses pengemasan ) dan produk
jadi.
Dalam
pengawasan mutu pangan diperlukan suatu standar untuk mengukur mutu dari produk
yang dihasilkan. Untuk pengawasan mutu secara mikrobiologi, PT Mirota KSM,Inc mempunyai standar sendiri
yang lebih tinggi dari Standar Nasional Indoesia ( SNI ) mengenai jumblah maksimal bakteri
dalam susu bubuk. Standar tersebut merupakan rahasia perusahaan dan tidak
terbuka untuk umum. Dengan standar lebih tinggi dari SNI ini menunjukan bahwa
pemeriksaan Mikrobiologi yang dilakukan PT Mirota KSM Inc benar-benar ketat
dengan tujuan untuk menjaga kualitas produk susu yang dihasilkan. Pengawasn
mutu secara mikrobiologi patut dicermati karena berdasarkan komposisi kimianya,
susu mengandung protein. Karbohidrat, lemak, vitaminndan mineral, sehingga
disamping merupakan makanan yag baik bagi manusia, susu juga merupakan medium
pertumbuhan yang baik baik bahgi mikroorganisme
( Volk & Wheeler,1999).
Pada
pengujian secara mikrobilogi, bakteri yang diuji adalah bakteri yang dapat
menimbulkan penyakit / keracunan dan bakteri yang dapat digunakan sebaagai
indikator untuk melihat mutu susu. Menurut arpah (1993), pengujian mikrobiologi
yang dilakukan pada susu bubuk meliputi pengujian jumlah mikroorganisme (Total
Plate Count), pengujian Enterobacter, pengujian kapang dan khamir, pengujian
Coliform, dan terkadang pengujian Salmonella. Analisa Mikrobiologi yang
dilakukan pada sampel susu bubuk di PT Mirota KSM Inc dapat dikatakan dan lebih
lengkap yang meliputi pemeriksaan bakteri, perhitungan Most Prabable Number (MPN) Coliform dan Escherichia coli,
pemeriksaan Vibro cholera, pemeriksaan Enterococcus sp, pemeriksaan Clostridium
sp, pemeriksaan mold yeast dan pemeriksaan Bacillus cereus.
Pemeriksaan
bakteri dilakukan dengan menggunakan metode hitungan cawan (PCA), yang
merupakan metode perhitungan bakteri secara tidak langsung. Prinsip dari metode
hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium agar maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata (Fardiaz, 1992).
Pemeriksaan
bakteri Coliform merupakan pengujian yang sangat penting karena bakteri-bakteri
Coli banyak menimbulkan masalah kesehatan pada manusia. Di samping itu,
pengujian bakteri Coliform juga dapat digunakan untuk mengetahui mutu susu.
Coliform merupakan salah satu bakteri yang digunakan sebagai indikator bakteri
pathogen yang ditujukan untuk keamanan mikrobiologi dan kualitas makanan
(Forsythe & Hayes,1990).
Analisa
cairan Staphylococcus Salmonella dan Enteroccous penting dilakukan karena
bakteri-bakteri tersebut merupakan bakteri pathogen. Adanya cemaran bakteri
Clostridium dan Bacillus juga perlu dicermati karena pertumbuhannya pada susu
dapat membentuk asam dan gas yang dapat menyebabkan penggumpalan susu (Rahman
et al, 1992).
Susu
bubuk adalah susu segar yang diuapkan kandungan airnya namun meskipun demikian,
susu bubuk masih mengandung air dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu kurang
dari 5% (Hadiwiyoto, 1994), Berdasarkan sifat karakteristik tersebut maka
mikroorganisme adalah mikroorganisme yang mampu bertahan hidup pada
kondisi bertahan hidup pada kondisi Aw
(Water Activity) yang rendah seperti jamur dan yeast. Oleh sebab itu unntuk
analisa mikrobiologi yang dilakukan mungkin dapat lebih ditekankan pada
pemeriksaan jamur, Hal ini disebabkan karena umumnya bakteri tidak berkembang
biak dalam susu bubuk (Buckle et al, 1987), bahkan cendrung berkurang jumlahnya
selama penyimpanan karena Aw susu bubuk yang rendah. Susu bubuk yang mempunyai
kadar air yang lebih dari 8% akan mudah ditumbuhi kapang (Fardiaz,1992).
Dalam
proses pengambilan sempel bahan yang akan diuji, PT Mirota KS, Inc menggunakan
teknik representative. Tujuan sempel
representative adalah untuk menghindari
bias. Pengambilan sempel secara representstif merupakan salah satu
teknik pengambilan sempel secara acak yang paling baik karena dapat mewakili
komponen dari bahan yang akan diuji (Forsythe & Hayes,1998).
Selama
melakukan analisa mikrobiologi, PT Mirota KSM,Inc telah menerapkan cara kerja
yang aseptis dalam pengambilan contoh maupun penggunaan ruang untuk meganalisa
sempel yang selalu diusahakan bersih. Cara kerja yang aseptis ini sangat
berguna untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada sempel yang diuji dan
kontaminasi selama pengujian sehingga tidak mengganggu hasil analisa. Sedangkan
peralatan seba steril mempunnyai tujuan untuk menghilangkan mikrobia yang
melekat pada peralatan sehingga tidak ikut serta dalam sempel dan mempengaruhi
hasil analisa (Soekarto, 1990).
Pemeriksaan
mikro biologi perlu dilakukan secara
continue mengingat produk susu merupakan produk yang sangat rentan terhadap
mikroorganisme sangat mudah mencemari dan menyebabkan kerusakan produk bahan
pangan karena sifat pertumbuhannya yang ubiquitous (terdapat dimana saja).
Sumber mikrobia kontaminan yang mencemari produk pangan dapat berasal dari
peralatan dan sarana fisik lain yang digunakan
maupun para pekerja yang melaksanakn penangan dan pengolahan. Oleh
karena itu perlu diperhatikan juga sanitasi para pekerja, ruang ataupun
oeralatan yang digunakan selama proses produksi. Tujuan sanitasi adalah untuk
mencegah terjadinya rekontaminasi.
Sanitasi
yang diterapkan PT Mirota KSM Inc untuk menjaga keamanan produk yang dihasilkan
sudah bagus. Setiap karyawan yang bekerja diharuskan menggunakan jas
laboratorium, masker, topi, sepatu khusus dan sarung tangan dalam pengambilan
sempel bahan baku maupun pelaksanaan proses produksi untuk menghindari
kontaminasi produk oleh mikroba (Wirano, 1994).
PT
Mirota KSM Inc menerapkan persyaratan hygiene yang lebih khusus bagi karyawan
yang bekerja dalam ruang produksi mengingat bahwa ruang proses harus selalu
dikondisikan steril. Karywan yang bekerja dalam ruang proses memakai sepatu
khusus dan jas baru yang tersedia dalam ruang proses. Orang-orang yang bekerja
diruang penanganan produk dapat membawa cemaran bakteri Staphylococcusn aureus, Salmonella dan Clastridium perfringens.
Dalam
menjaga kualitas produk yang dihasilkan, PT Mirota KSM Inc juga melakukan
pemeriksaan mikrobiologi terhadap ruangan produksi dan peralatan
produksi.Analisa pemeriksaan mikrobiologi ruangan meliputi pemeriksaan jamur,
bakteri dan E, coli.Sedangka pada pemeriksaan peralatan produksi meliputi
pemeriksaan E, coli.Pada pemeriksaan mikrobiologi terhadap ruangan produksi
analisa pemeriksaan hanya dilakukan terhadap jenis mikroba tertentu. Hal ini
disebabkan karena beberapa jenis mikroba seperti muatan bakteri, Escherichia coli dan
Sreptococcus faecalis dapat digunakan sebagaiindeks sanitasi untuk menilai
tingkat pencemaran bahan mentah dan peralatan yang digunakan serta tingkat
sanitasi dari kegiatan pembersihan (Soekarto,1990).
Analisa
pemeriksaan bakteri dilakukan dengan metode hitungan cawan.Analisa jumlah
mikroba dapat digunakan untuk mengukur sanitasi lantai, peralatan, ruang
pengolahan dan tingkat higine pekerja industry. Pemeriksaan bakteri E, coli
penting dilakukan karena E, coli merupakan salah satu spesies mikroba Coli yang
andal digunakan indeks sanitasi. Bakteri
E, coli mudah disolasi dan mudah di tumbuhkan serta mempunyai kolerasi langsung
dengan pencemaran, kondisi hygiene seseorang dan sanitasi lingkungan
(Soekarto,1990).
Pemeriksaan
cemaran E, coli dalam sanitasi juga dapat digunakan sebagai indicator untuk
menunjukan derajat kontaminasi yang dapat berasal dari peralatan maupun ruangan
yang tidak bersih (Volk & Wheeler, 1999).Pemeriksaan mikrobiologi terhadap
mesin dan sarana produksi lebih sering dilakukan dengan frekuensi pemeriksaan
2x dalam satu minggu. Hal ini disebabkan karena mesin dan sarana produksi
merupakan penunjang bagi kelancaran proses produksi sehingga perlu lebih
diperhatikan kehigienisannya.